Rabu, 23 November 2011

jurnal bentos


DIVERSITAS BENTOS DI DANAU ATAS KABUPATEN SOLOK SUMATERA BARAT
Jabang Nurdin*), Dian R. Susanti,**),
Novita D.,Fitria G., Vita A. Masdil,. Hendro E,. Mike S. W,. Ayu N,. Rita A,. Pitri R. I,. Melia,I.***)

*) Biologi Universitas Andalas, **) Biologi STAIN Batusangkar
***) Tim Ekologi Hewan STAIN Batusangkar 2011

Abstrak

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat diversitas bentos di daerah  Danau atas Kabupaten Solok, Sumatera barat. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling. Secara umum alasan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui indeks diversitas atau indeks keanekaragaman makroinvertebrata bentos di danau atas, dan sungai yang semestinya mempunyai kategori tinggi.  
            Keywords: Bentos, Diveristas, Solok
   

I.                   Pendahuluan
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut atau sungai baik yang menempel pada pasir maupun lumpur. Beberapa contoh bentos antara lain kerang, bulu babi, bintang laut, cambuk laut, terumbu karang dan lain-lain. Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu. karena hewan bentos terus menerus terbawa oleh air yang kualitasnya berubah-ubah. bentos juga dapat digunakan sebagai indikator biologis dalam mempelajari ekosistem danau. (Suwondo, 2004).
Diantara hewan bentos yang relatif mudah di identifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam kelompok invertebrata makro. Kelompok ini lebih dikenal dengan makrozoobentos. Makrozoobentos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi.
Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan bentos. Adapun faktor abiotik adalah fisika-kimia air yang diantaranya: suhu sebagai stabilisator sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat dibandingkan di udara, arus dapat mempengaruhi distribusi gas terlarut; garam dan makanan serta organisme dalam air, oksigen terlarut (DO) berpengaruh terhadap fotosintesis organisme, kebutuhan oksigen biologi (BOD) mempengaruhi respirasi organisme dalam air dan kimia (COD), serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar (Anonimous, 2011)
Zoobentos membantu mempercepat proses dekomposisi materi organik. Hewan bentos, terutama yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan. Berbagai jenis zoobentos ada yang berperan sebagai konsumen primer dan ada pula yang berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen yang menempati tempat yang lebih tinggi. Pada umumnya, zoobentos merupakan makanan alami bagi ikan-ikan pemakan di dasar ("bottom feeder") (Hendrasarie, 2001).
           Oksigen terlarut sangat penting bagi pernafasan zoobentos dan organisme-organisme akuatik lainnya. Kelarutan oksigen dipengaruhi oleh faktor suhu, pada suhu tinggi kelarutan oksigen rendah dan pada suhu rendah kelarutan oksigen tinggi. Tiap-tiap spesies biota akuatik mempunyai kisaran toleransi yang berbeda-beda terhadap konsentrasi oksigen terlarut di suatu perairan. Spesies yang mempunyai kisaran toleransi lebar terhadap oksigen penyebarannya luas dan spesies yang mempunyai kisaran toleransi sempit hanya terdapat di tempat-tempat tertentu saja. Berdasarkan kandungan oksigen terlarut (DO), Kualitas perairan atas empat yaitu; tidak tercemar (> 6,5 mg/l), tercemar ringan (4,5 – 6,5 mg/l), tercemar sedang (2,0 – 4,4 mg/l) dan tercemar berat (< 2,0 mg/l) (Anonimous, 2011)
Danau merupakan perairan dalam dengan tepi yang umumnya curam. Air danau biasanya bersifat jernih dan keberadaan tumbuhan air terbatas hanya pada daerah pinggir. Danau merupakan suatu bentuk ekositem Aquatic yang mempunyai peran penting dalam memenuhi kebutuhan pendiduk sekitar seperti area tempat penangkapan ikan, tempat mencuci dan berbagai kebutuhan lainnya. Kondisi suatu danau sangat dipengaruhi oleh karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan disekitarnya. Sebagai suatu ekosistem, danau  mempunyai berbagai komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi membentuk suatu jalinan fungsional yang saling mempengaruhi. Komponen pada ekosistem danau akan terintegrasi satu sama lainnya membentuk suatu aliran energi yang akan mendukung stabilitas ekosisten tersebut. (Anonimous, 2011)
Danau atas merupakan danau yang terdapat di Kabupaten Solok,  Sumatera Barat. Dimana kebaradaan berperan bagi penduduk sebagai sumber mata pencarian seperti penangkapan ikan, dan kebutuhan mencuci. Disamping itu air danau juga dimanfaatkan sebagai air minum oleh masyarakat sekitar. Penurunan kualitas biologi pada danau akan mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan seperti sanitasi dan kesehatan masyarakat sekitar. Buruknya sanitasi dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit infeksius seperti diare, dysentri, colera dan lain-lain. Penurunan kualitas danau  juga dapat menyebabkan kematian biota air seperti ikan dan hewan-hewan danau lainnya. (Anonymous, 2011)
Bertolak dari hal diatas penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat diversitas bentos di daerah  Danau atas Kabupaten Solok, Sumatera barat
















II.  Landasan Teori
II.1 Bentos
Bentos merupakan hewan pemakan detritus yang merupakan hasil sisa metabolisme organisme lain yang mengendap di perairan. Pada ekosistem danau, karena hidupnya didasar, bentos merupakan bioakumulator semua zat atau senyawa yang turun ke dasar, baik itu zat yang berasal dari daratan maupun dari danau dan zat atau senyawa tersebut dapat bersifat toksik maupun tidak.
Kehidupan bentos didasar perairan sudah teradaptasi sedemikian rupa, walaupun tekanan lingkungan alamiah sudah cukup menghalangi untuk kehidupan organisme yang lain. Oleh sebab itu, biomonitoring dengan menggunakan bentos dapat digunakan, mengingat habitat yang sedemikian rupa tidak dapat diciptakan dalam waktu yang sekejap. Bermacam-macam jenis hewan invertebrata, banyak dijumpai didalam bentos. Mereka mempunyai kisaran ukuran yang sangat luas yaitu dari yang berukuran sebesar protozoa sampai kepada yang brerukuran sebesar Crutacea dan Molusca.
II.2 Indeks Keanekaragaman Bentos
 Menurut teori Shelford, setiap spesies mempunyai batas ”toleransi antara” terhadap suatu faktor yang ada dilingkungan (Odum, 1993). Perbedaan batas ’toleransi antara’ dua jenis populasi terhadap faktor-faktor tertentu memungkinkan untuk mendapatkan jenis kelompok hewan. Nilai indeks yang dapat digunakan untuk menentukan keanekaragaman makro invertebrata (Odum, 1993) adalah:
a.       Indeks Diversitas Shannon dan Wienner
Indeks ini digunakan untuk mengetahui keanekaragaman hayati biota yang diteliti. Bila nilai indeks semakin tinggi, berarti komunitas biota makin beragam dan tidak didominasi oleh satu atau dua takson.


H’= - ƩS ni/ i=1 N  Ln  ni/N

 
 



Dengan : H’ =Indeks keanekaragaman  Shannon
ni = jumlah individu spesies ke i
N = jumlah total individu
b.      Indeks Kemerataan (Evenness Index)
Indeks ini menunjukan pola sebaran biota, yaitu merata atau tidak. Jika nilai indeks tinggi, kandungan setiap takson tidak berbeda banyak. Rumus yang digunakan dari Pielou (1966):

E = H’/ Hmaks
 
 









1 komentar: